Antara Online Retailling dan Brick And Mortar Retailing

Sebelumnya mari kami jelaskan terlebih dahulu apa maksud kalimat di atas masing-masing :

 

Online Retailling, adalah bentuk perdagangan elektronik yang memungkinkan konsumen untuk langsung membeli barang atau jasa dari penjual melalui Internet menggunakan browser web,

 

sedangkan

 

Brick And Mortar Retailing. adalah istilah untuk merujuk pada sebuah kegiatan perdagangan yang memiliki aspek bangunan, fasilitas produksi, atau toko untuk kegiatan operasi penjualan.

 

Pada perkembangannya ke dua jenis perdagangan ini ternyata menarik untuk dicermati guna menjadi bahan bagi kemajuan usaha yang kita lakukan terkait bidang fashion retail.

 

Induk dari online retailing adalah electronic retailing atau E Retail merupakan penjualan jasa dan barang melalui internet bisa berupa penjualan B2B (business to business) atau B2C(business to consumers).

 

Perdagangan retail menuntut kanal-kanal usaha lain sebagai cara untuk memperluas dan mempercepat penjualan. Brick And Mortar Retailing tidaklah cukup dan karena adanya internet kini terbuka lebih luas peluang positif bagi retail fashion yang sangat butuh media tampilan fisik menarik (dari barang-barang jualan fashion) dan untuk bisa terlihat dari manapun melintasi batas negara oleh lebih banyak orang.

 

Sinar terang memang menyelimuti penjualan online  karena melalui ponsel pun kita kini bisa melihat barang dagangan dan bertransaksi, tidak pelu harus ke toko atau tempat penjual.

 

Rumusnya :  penjualan online + penjualan offline (bricks and mortar retail atau penjualan melalui toko) = PENJUALAN RETAIL.  

      

Trend penjualan offline mengalami stagnasi, terlihat penjualan online lebih berkembang pesat namun kenyataannya berdasarkan studi dari A.T.Kearney Omnichannel Shopping Preferences Study 2014/US bahwa penjualan retail akan memiliki kekuatan lebih baik jika menggunakan kedua system di atas (offline sales dan online sales). 

 

Di India bisa menjadi contoh, yaitu mereka membuat kanal-kanal penjualan menjadi sebuah sektor terorganisir sehingga kini bisa lebih tertata (bagi yang baru mulai membuka kanal retail sendiri atau mereka juga bisa secara berkolaborasi dengan online retail yang sudah eksis dan memiliki toko fisik).   

 

Perusahaan-perusahaan India mengikuti jejak rekan mereka di Amerika Serikat dan menciptakan inovasi teknologi baru untuk bisa menembus potensi yang belum didapat di bidang usaha retail. Lalu bagaimana di Indonesia?

 

Banyak kisah sukses menjual fashion berawal dari broadcast ponsel Blackberry ke teman-teman, via social media kemudian beromset besar bahkan ada yang tanpa modal (hanya meng upload foto sepotong pakaian,  mengambil barang dari penyalur, menjualnya dan mengambil untung begitu seterusnya sampai menjadi besar dan kemudian membuat portal barang jualannya sendiri).

 

Kanal-kanal penjualan potensial tidak tercipta begitu saja dan harus fokus, perlu waktu banyak faktor menentukan keberhasilan penujualan online retail dan toko fisik juga harus dibuat, tidak harus besar tapi berciri/desainya khas mudah diingat dan letak toko atau outlet harus strategis.

 

(awal/m15/dari berbagai sumber)